All blog posts
Explore the world of design and learn how to create visually stunning artwork.
3.1.j.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi – Modul 3.1
Perkenalkan, Saya Wuliyono – CGP Angkatan 11, Kelas 59A Kabupaten Mojokerto
Halo, nama saya Wuliyono, seorang Calon Guru Penggerak (CGP) dari Angkatan 11, Kelas 59A di Kabupaten Mojokerto. Saya telah menempuh berbagai modul dalam perjalanan ini, dan saat ini saya sedang mendalami Modul 3.1 yang membahas tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan. Melalui blog ini, saya ingin berbagi pemahaman, pengalaman, serta refleksi tentang pentingnya keputusan yang etis, adil, dan berpusat pada peserta didik. Saya percaya bahwa menjadi seorang guru bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang menjadi seorang pemimpin yang bijak dan mampu mengambil keputusan yang membawa dampak positif bagi lingkungan sekolah. Ikuti terus perjalanan saya dalam mengupas berbagai dilema etika dan tantangan pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan, serta bagaimana kita bisa membawa perubahan yang berarti bagi murid-murid kita.
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). ~Bob Talbert ~
1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa, meskipun penting untuk mengajarkan keterampilan akademik, membentuk karakter dan moral anak lebih utama. Dalam proses pembelajaran yang saya pelajari, sebagai pemimpin, kita harus membuat keputusan yang didasari oleh etika dan nilai-nilai baik. Keputusan tersebut harus mengutamakan kepentingan murid dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Dalam pengambilan keputusan, kita bisa menggunakan tiga prinsip: fokus pada hasil akhir, mengikuti aturan, dan mempertimbangkan rasa peduli. Prinsip mana yang dipilih tergantung pada situasi yang dihadapi. Namun, apapun prinsipnya, harus selalu didasarkan pada nilai-nilai baik yang mendukung murid dan bisa dipertanggungjawabkan, sehingga keputusan kita akan memberikan dampak positif bagi lingkungan.
3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus peka terhadap apa yang terjadi di sekolah dan aktif dalam pengambilan keputusan, terutama terkait proses pembelajaran murid. Keputusan kita harus mengutamakan kepentingan murid, berdasarkan nilai-nilai baik, dan dilakukan dengan tanggung jawab. Dengan begitu, kita juga memberi contoh yang baik kepada murid tentang cara membuat keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. ~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
1. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Kutipan tersebut terkait dengan pembelajaran dalam modul ini karena modul ini mengajarkan cara membimbing murid agar beretika sesuai nilai kebajikan yang berlaku. Ini dilakukan melalui pengambilan keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, mengutamakan kepentingan murid, dan dilakukan dengan tanggung jawab. Dengan demikian, kita membantu murid memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etis dalam keputusan mereka sehari-hari.
~Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri)~
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh atau teladan yang baik bagi semua warga sekolah, sesuai dengan prinsip “Ing Ngarso Sung Tuladha.” Seorang pemimpin tidak hanya dituntut untuk memberikan keputusan yang tepat, tetapi juga harus memperlihatkan integritas dan keteladanan dalam setiap langkah yang diambil. Hasil dari keputusan tersebut harus mampu meningkatkan motivasi seluruh warga sekolah untuk terus berinovasi dan menciptakan lingkungan yang berpihak pada peserta didik, sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan, sebagaimana terkandung dalam prinsip “Ing Madya Mangun Karsa.” Tidak hanya itu, seorang pemimpin juga harus mendorong dan memberikan dorongan kepada semua pihak di sekolah agar dapat melaksanakan keputusan yang telah diambil dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran, mencerminkan semangat “Tut Wuri Handayani.” Dengan demikian, keputusan yang diambil tidak hanya membawa dampak positif secara langsung, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif dan semangat kerja sama demi keberhasilan bersama.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu Keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat memengaruhi prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan, terutama saat menghadapi dilema etika. Ketika dihadapkan pada situasi tersebut, sering kali nilai-nilai kebajikan yang kita pegang akan bertentangan, sehingga mempengaruhi cara kita memutuskan langkah yang tepat. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses ini bisa bervariasi, seperti mempertimbangkan hasil akhir, mengikuti aturan yang berlaku, atau mendasarkan keputusan pada rasa empati dan kepedulian. Dalam situasi seperti ini, kita perlu berhati-hati dalam memilih prinsip mana yang akan kita prioritaskan, karena setiap pendekatan memiliki konsekuensi yang berbeda. Yang terpenting adalah kita harus selalu memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya adil tetapi juga memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dengan tetap memegang teguh nilai-nilai kebajikan, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan bermakna dalam jangka panjang.
3. Bagaimana materi pengambilan Keputusan berkaitan dengan kegiatan “coaching” (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan Keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan Keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan Keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi “coaching” yang telah dibahas pada sebelumnya.
Proses coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dapat menjadi bentuk penguatan dalam pengambilan dan pengujian keputusan dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Coaching ini dilakukan dengan mengedepankan tiga kompetensi utama: kehadiran penuh, mendengarkan dengan aktif, serta mengajukan pertanyaan yang mendalam dan bermakna. Dengan pendekatan coaching, keputusan yang diambil berdasarkan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah yang jelas akan lebih efektif dan efisien. Selain itu, coaching membantu memperkuat refleksi dan memperdalam pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan. Kehadiran pendamping yang kompeten memastikan bahwa setiap langkah keputusan dievaluasi dengan teliti dan menyeluruh. Dalam jangka panjang, ini menciptakan keputusan yang lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Seorang pendidik yang memiliki kompetensi sosial emosional yang kuat akan mampu mengelola serta menyadari aspek sosial dan emosional dalam dirinya. Ia memiliki kesadaran diri untuk mengenali perasaan, emosi, dan nilai-nilai pribadi. Dengan manajemen diri yang baik, pendidik dapat mengendalikan emosi serta tindakannya dengan bijaksana. Kesadaran sosial yang tinggi membuatnya mampu memahami sudut pandang orang lain dan berempati. Keterampilan relasi yang dimilikinya juga memungkinkan komunikasi yang aktif, kolaborasi yang efektif, serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dengan menguasai kelima kompetensi sosial emosional ini, seorang guru dapat menyelesaikan dilema etika secara sistematis melalui 9 langkah pengambilan keputusan yang didasarkan pada paradigma dan prinsip, menghasilkan keputusan yang mengutamakan kepentingan siswa dan memegang teguh nilai-nilai kebajikan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pengambilan keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang dipegang teguh oleh seorang pendidik. Setiap pemilihan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah dalam pengambilan serta pengujian keputusan perlu selaras dengan nilai-nilai kebajikan tersebut. Dengan begitu, keputusan yang diambil akan mencerminkan integritas dan komitmen terhadap kebaikan bersama. Seorang pendidik yang mengedepankan kebajikan akan selalu mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan terhadap siswa dan komunitas sekolah. Melalui proses yang penuh kehati-hatian dan evaluasi mendalam, keputusan yang diambil tidak hanya adil, tetapi juga mendukung perkembangan siswa secara optimal. Pada akhirnya, keputusan yang baik adalah yang berpihak pada kemajuan dan kesejahteraan siswa.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman?
Keputusan yang bijaksana harus selalu berpihak pada kepentingan murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan. Kedua aspek ini menjadi fondasi utama dalam menciptakan suasana belajar yang positif, kondusif, serta aman dan nyaman bagi semua siswa. Dengan menjunjung tinggi kebajikan, guru dan pemimpin sekolah dapat memastikan bahwa setiap langkah yang diambil berkontribusi pada kesejahteraan siswa, baik secara akademis maupun emosional. Keputusan yang memperhatikan kebutuhan murid akan mendorong perkembangan yang optimal dan menciptakan rasa keadilan di lingkungan sekolah. Selain itu, keputusan yang adil dan berdasarkan kebajikan juga akan membangun kepercayaan dan rasa hormat antara siswa, guru, dan seluruh warga sekolah. Melalui penerapan kebijakan yang tepat, sekolah dapat menjadi tempat yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik. Ini semua akan menghasilkan lingkungan belajar yang harmonis, di mana setiap siswa merasa dihargai dan dilibatkan.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam beberapa kasus dilema etika, seringkali muncul pemakluman yang didorong oleh rasa empati atau kasihan yang berlebihan. Meskipun niatnya baik, hal ini bisa memberikan dampak negatif di kemudian hari, seperti menumbuhkan harapan yang tidak realistis pada orang lain. Akibatnya, perkembangan mental dan kemandirian murid dapat terganggu. Oleh karena itu, diperlukan perubahan paradigma dalam pengambilan keputusan, agar keputusan yang dibuat tidak hanya tepat sasaran, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi murid dalam hal kompetensi, keterampilan, dan karakter. Keputusan yang didasari pada pertimbangan yang matang dan nilai-nilai kebajikan akan mendukung perkembangan murid yang lebih seimbang. Selain itu, pendekatan ini akan mendorong murid untuk lebih bertanggung jawab dan mandiri dalam menghadapi tantangan. Pendekatan yang tepat bukan hanya tentang empati, tetapi juga bagaimana memastikan murid mendapatkan kesempatan yang adil untuk berkembang secara optimal.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran harus selalu berpihak pada kepentingan murid, karena hal ini akan mempengaruhi strategi yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan belajar mereka. Untuk mengoptimalkan potensi yang beragam di antara murid, penting bagi kita untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan cara ini, konten, proses, dan hasil pembelajaran dapat disesuaikan, sehingga kebutuhan belajar setiap murid terpenuhi berdasarkan tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar mereka.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran harus memastikan setiap keputusan yang diambil berpihak pada kepentingan murid. Jika keputusan tersebut tidak berfokus pada murid, hal itu dapat berdampak negatif pada masa depan dan perkembangan mereka. Keputusan yang tidak tepat bisa menghambat pertumbuhan potensi murid, mempengaruhi motivasi belajar, dan bahkan merusak kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, dalam setiap langkah pengambilan keputusan, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan, aspirasi, dan kesejahteraan murid secara holistik. Pemimpin yang bijak selalu berusaha memastikan bahwa setiap keputusan membawa dampak positif bagi perkembangan murid, baik dalam pembelajaran maupun kehidupan mereka di masa depan.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
- Pengambilan Keputusan harus didasari filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Protap Trilokanya, Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
- Berpegang teguh pada nilai guru penggerak yaitu berpihak pada murid dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan.
- Pada proses pengambilan keputusan perlu didukung proses coaching agar dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan terkait situasi.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
- Dilema etika dapat diidentifikasi jika kedua pilihan benar. Namun jika pilihan benar dan salah, maka itu termasuk bujukan moral.
- 4 paradigma pengambilan keputusan terdiri atas individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka panjang lawan jangka pendek.
- 3 prinsip penyelesaian dilema etika yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli.
- 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujiam benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, melakukan investigasi opsi trilemma, membuat keputusan, serta melihat lagi keputusan dan merefleksikannya.
- Hal yang di luar dugaan saya adalah pengambilan keputusan seorang pemimpin sangat tidak mudah karena ada banyak unsur dan proses yang harus diperhatikan dan dijalankan. Topik antar modul sangat berkaitan dan melengkapi dalam penerapannya di lingkungan sekolah.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
- Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dalam situasi moral dilemma.
- Dulu saya belum mengenal paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya hanya melakukan beberapa tahapan pengambilan keputusan yang lebih sederhana yaitu dengan menentukan siapa saja yang terlibat, menjalin komunikasi untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi, mempertimbangkan beragam opsi keputusan, dan membuat keputusan.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran ini?
- Ada perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan setelah saya mengikuti pembelajaran ini.
- Sebelumnya saya belum menerapkan paradigma, prinsip, dan Langkah pengambilan dan pengujian keputusan secara sistematis. Saya hanya fokus pada proses penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan berdasarkan beberapa tahapan pengambilan keputusan yang lebih sederhana yaitu dengan menentukan siapa saja yang terlibat, menjalin komunikasi untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi, mempertimbangkan beragam opsi keputusan, dan membuat keputusan.
- Sesudah mempelajari modul ini, saya memahami dan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan secara sistematis dan optimal didasarkan pada keberpihakan terhadap murid, nilai-nilai kebajikan, dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
- Bagi saya sebagai seorang individu, topik modul ini sangat penting dan bermanfaat karena sebagai individu pasti akan mengalami permasalahan dan harus mengambil Keputusan di antara beberapa pilihan. Topik ini memberikan pemahaman dan penguatan untuk kita tidak gegabah dalam mengambil Keputusan.
- Bagi saya sebagai seorang pemimpin, topik pada modul ini sangat penting diterapkan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang positif, kondusif, aman, dan nyaman, serta terpenuhinya kebutuhan belajar murid. Langkah pengambilan keputusan dijalankan sesuai dengan paradigma dan prinsip yang sesuai agar keputusan yang diambil tepat, berpihak pada murid, dan menjunjung tinggi nilai kebajikan.